Hari Raya Kurban yang Menghangatkan Hati

-
24092015 10:44 - 10 Dzulhizah 1435 H- Idul Adha- Balai RW 2 Sukajaya, Cibolang, Banjarsari, Pangalengan, Kab.Bandung

Suara takbir semalam membuat aku merasa bahagia, namun juga tersentuh
Lantunan suara memuji namaNya terdengar merdu sekali di telingaku
Itulah takbir pertama yang kudengar dari kota orang lain
bukan takbir yang biasa aku dengar di kotaku sendiri
Maka, Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Tempat tinggal ketiga dalam hidupku, Dusun Cibolang, Kebun Malabar, Pangalengan.
Tiga bulan berada disini memberikan banyak arti dalam hidupku
aku belajar banyak hal
setiap hari dan setiap waktu rasa syukurku terus bertambah
ketika aku tahu ternyata hidupku ternyata penuh kenikmatan
tapi sayangnya sedikit sekali aku bersyukur padaNya

Aku belajar banyak hal
bagaimana menyayangi orang lain
bagaimana caranya peduli pada orang lain
menghormati orang lain
sopan dan santun pada orang lain
bagaimana cara saling membantu
berpikir kritis dan cepat mengambil tindakan
bagaimana berkomunikasi dengan baik kepada siapapun
bagaimana memahami karakter orang lain
Pak Eman Pura, Mahaguru yang sangat banyak memberikan ilmu padaku pernah berkata "Jangan biarkan kesalahan sekecil apapun terjadi di depan kita"
Kata-kata itu akan selalu kuingat dan aku akan berusaha memperbaiki "kesalahan" sekecil apapun

aku juga belajar bahwa hidup ini memang keras
seperti dua sisi koin, ada baik dan pasti ada buruk
kadang di atas, kadang juga di bawah
hidup tidak akan selalu sempurna, seperti yang aku tau selama ini
dan disini, di Malabar, di Cibolang
semua lebih terlihat nyata

Terima kasih Tuhan, kau berikan aku kesempatan langka ini
Inilah salah satu episode terbaik dalam hidupku
Sungguh, aku tidak akan melupakan hal ini, sampai kapanpun.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

len-jelenan ke bali jegeg

-
Gambar
REKREASIII!!! yaps.. tanggal 12 Juni - 14 Juni kemarin, aku ikut rekreasi sama temen-temenku anak kelas XI ke BALI! Tapi sayangnya yang ikut gak semua, cuma anak 87 dan cuma diangkut 2 bis. mendadak banget rasanya. Aku aja nggak nyiapin apapun buat ke bali. Cuma kemas-kemas sebentar. tapi enak banget lho disana. aku suka banget.. hampir semua yang kami kunjungi itu pantai. pertama, kami ke pantai tanah lot ngeliat sunset. sebelum liat sunset..foto-foto itu sudah pasti.. Yupp.. abis itu kita melepas lelah di WISMA PURNAMA. di sana tempatnya agak kecil tapi nyaman. Aku sekamar sama Aderia, Tiara, dan Sofia. Kita ngerasa nyaman banget lho disana. Karena kecapekan, kita bobo puless.. Besok paginya, kita ke cening bagus, pusat oleh-oleh. Aku beli makanan banyak disana. yang paling banyak sih kacang. tapi ada juga yang lain. abis itu liat tari barong. lucu banget tapi agak **** gitu.. hahahahaha..tapi saya menikmatinya oh iya, hari kedua aitu kami ditemenin ma guide namanya mbok ayu....
Baca selengkapnya

it's my favorite food, Rawon :)

-
Gambar
Rawon or Nasi Rawon/Rawon Rice (when served with rice) is a strong rich tasting traditional Indonesian beef black soup. Originally from Surabaya in Indonesian province of East Java. It uses black nuts/"keluak/kluwek"( Pangeum edule , fruits of kepayang tree) as the main spice which gives the strong nutty flavor and dark color to the soup. The soup is made of ground mix­ture of garlic, shallot, keluak, ginger, candlenut , turmeric , red chili and salt sauteed with oil until it gets aromatic. The sauteed mixture is then poured into boiled beef stock with diced beef. Lemongrass, galangal, bay leaves, kaffir lime leaves and sugar are then added as seasonings. The spe­cial dark/black color of rawon comes from the keluak as the main spice. The soup is usually garnished with green onion and fried shallot, and served with rice, hence the name Rawon Rice or Nasi Rawon in Indonesian language, together with baby bean sprouts, "tempe", teasalted preserved egg, sh...
Baca selengkapnya

Inspirasi Perjuangan dari seorang Karmaka Surjaudaja

-
Buku ini sebenernya adalah buku lama, yaitu buku yang berjudul " tidak ada yang tidak bisa" yang ditulis oleh bapak Dahlan Iskan, pada tahun 2012. Namun, baru beberapa hari kemarin aku sempet membacanya, dan alhasil aku banyak mendapat inspirasi dari buku ini. Mungkin banyak orang yang belum mengenal Bapak Karmaka Surjaudaja. Beliau merupakan seorang yang tangguh yang berkorban mati2an demi bank yang diwariskan oleh mertuanya, Bank NISP. Bank ini sempat hampir mati, kolaps akibat banyaknya cobaan yang dihadapi, mulai dari ditipu manajemen sendiri, krisis pada saat tahun 1965-1966, namun selalu berhasil dilewati berkat keteguhan dan kegigihan bapak Karmaka untuk mempertahankan bank warisan ini. Sebelum dipercaya oleh mertuanya untuk mengendalikan bank NISP, Karmaka dari kecil memang adalah seorang 'pejantan tangguh' yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan keluarga besarnya. Dia pernah menjadi seorang guru dan seorang pekerja di pabri...
Baca selengkapnya