Revisi.. hmm sudah kuduga
Beginilah nasib anak semester tua. Kami hanya bisa pasrah ketika dosen mencoret-coret kertas tak berdosa yang udah ditenteng-tenteng dari pagi.
Beginilah kira-kira raut muka aku ngeliat laporan yang dicoretin |
4 November 2015 yang lalu
Siang itu, aku pingin konsultasiin laporan magang ke dospemku yang teramat sibuk (sekarang udah jadi PD 3 pula), sebut saja Papa S. Tiba-tiba Papa S menjawab pesanku singkat
"Sekarang, sampai jam 1, silahkan"
PADAHAL JAM UDAH MENUNJUK ANGKA 12.15 !!
Aku yang belum ngapa-ngapain langsung cuss ganti baju dan ambil kunci dan helm. Naik motor dengan sedikit tergesa-gesa. Sempat pula nabrak (atau ditabrak?) orang. Akhirnya 15 menit kemudian aku sampe di kampus. Tap tap tap akhirnya sampai juga di depan ruangannya. Clingak-clinguk dan akhirnya tok tok tok.. aku mengetuk pintu. Setelah dipersilahkan masuk, aku langsung tanpa basa-basi mengambil sekuntum mawar merah setumpuk laporan yang isinya xii + 129 halaman itu. Papa S cuma liat ringkasan, halaman 1 pendahuluan dan kesimpulan doang, tapi dari 3 halaman itulah... sumber segala revisi. Papa S mencoret beberapa kata, menambahkan catatan, bla bla bla dan oke, gara-gara kurang setengah spasi, tercoret sudah kertas laporanku.
Papa S pun memberikan satu kalimat pamungkas " Kalau bisa disempurnakan lagi, kenapa nggak?"
dan akupun hanya bisa manggut-manggut tanda setuju.
Jadi intinya dalam menghadapi revisi yang dibutuhkan adalah sebuah kesabaran yang tiada batas.
Sekian. Hidup pejuang laporan PKL dan pejuang skripsi di seluruh Indonesia!!
Komentar
Posting Komentar