Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Sudahlah

Biarkan Allah yang mengatur, biarkan semesta yang bekerja Berjuang saja semampumu, sekuat kamu Hingga titik puncak kurva itu terlampaui Hingga batas yang paling tinggi Selebihnya, sudahlah Skenario kita sudah dirancang sempurna olehNya Mendekatlah kepada Sang Sutradara

Alkisah sebuah kapal

Perlahan berlayar Tenaga itu tak sedikit yang digunakan Ombak-ombak menerpa Memecah Tetap berlayar Menuju pulau surga yang dirindukan Angin-angin menampar Tetap bertahan Kemudian Ganas Tenggelam Goyah Sampai di tengah Tujuan musnah Apadaya Belum izinNya Terbelah Retak Terambang Arus membawa kepingan Kepingan itu masih terambang

Berjumpa

Tak kuduga kita kembali bertemu. Seperti biasa, kamu seperti itu. Namun, tidak. Seperti biasa, aku selalu terkesima. Debaran jantung yang kemarin sempat ingin meledak, kini bisa kukendalikan. Sedikit berbeda, dengan baju monokrom, kotak-kotak. Aku tak lagi malu menyapamu seperti kemarin "Hey, lama nggak ketemu" aku kangen maksudnya, tapi jelas kamu tidak mengetahuinya aku meninggalkannya sementara. Kemudian aku kembali lagi, dan bertemu lagi kembali berbincang, kali ini lebih panjang dan dia mengalami sebuah kendala pada akhirnya dia berkata "Doain ya" Hey, kamu tau? Tanpa dimintapun aku sudah menyebut kamu dihadapanNya. Terima kasih sudah meminta bantuanku, meski hanya lewat doa. Untukmu, yang tidak lelah berlari di otakku. Untukmu, yang membuat lututku lemas kemarin, saat aku melihatmu lagi setelah sekian lama. Untukmu, yang selalu aku semogakan sejak saat itu. Untukmu, yang memenuhi ruang imajiku setiap waktu. Untukmu, yang membuatku gila tak terkira. Un

Prosa penungguan

Lantai merah luas terinjak banyak kaki kaki berlalu lalang. Para wanita dan seorang lelaki terdiam dengan telepon genggam di tangan. Menunggu kepastian. Ada juga yang mengamati situasi sambil membaca fiksi. Dosen-dosen kami tak kunjung datang. Beberapa detik lalu, tiba-tiba bapak berkacamata, entah siapa, duduk dan masuk dalam grup pengharap ini. Bertanya kepada yang lain "nunggu siapa?". Menunggu kolegamu pak, jawab hati kecil tak tahu diri. Jam sebelas lebih tiga puluh dua menit sekarang. Penantian yang tak akan padam demi sebuah hasil. Bapak-bapak menghubungi temannya dengan suara kencang. Lalu bercerita Berhasilkah kali ini? Hanya bisa pasrah Grup pengharap bercerita, membaca dan ada pula yang diam. Tapi tanganku bergerak indah di atas keypad tablet, menceritakan kisah ini Mahasiswa berlalu lalang, banyak urusan. Kini semua yang menunggu kepastian sedang sibuk. Sibuk dengan pikiran mereka, yang sementara teralihkan. Menunggu memang pekerjaan terhebat yang pernah ad